Putus Nyambung SBY Dan Ical

Aburizal Bakrie Ketua Umum DPP Partai Golkar membantah tuduhan terjadi politik transaksional dengan Presiden SBY, dibalik pembentukan sekretariat bersama partai koalisi pendukung pemerintahan.

Wajar dan sah-sah saja Aburizal membantah tudingan tersebut. Dalam kepengurusan itu Aburizal ditetapkan sebagai ketua harian. Sedangkan presiden tetap di posisi teratas, ketua umum.

Presiden SBY akan menjadi orang pertama yang marah, apabila Aburizal Bakrie (Ical) tidak membantah tudingan tersebut.

Ical dan SBY merupakan dua sosok yang menduduki posisi berbeda tetapi kepentingan mereka sama.

Hubungan Ical dan SBY cerminan hubungan dua anak manusia yang berbeda gender alias pacaran. Mereka sudah saling kenal, kencan dan sudah curhat-curhatan. Intinya hati mereka sudah bertautan.

Tapi kendala masih ada. Masing-masing masih punya pacar simpanan, orang ketiga, bahkan orang keempat. SBY yang punya status bergengsi, masih suka lirik sana, lirik sini. Sementara Ical yang punya banyak duit, tidak mau ketinggalan.

Tidak ada maksud melecehkan SBY dan Ical ketika dua politisi papan atas itu disamakan dengan selebriti. Tetapi memparodikan hubungan SBY dan Ical jauh lebih mudah ketimbang membahasnya secara serius.

Koalisi SBY dan Ical, menjadi berita teranyar karena bersamaan dengan mundurnya Sri Mulyani. Mbak Ani digadang-gadang sebagai salah seorang darlingnya SBY di kabinet. Tapi sebaliknya Sri Mulyani musuh politik Ical. Diakui atau tidak, Ical sangat berkepentingan apabila Sri Mulyani tidak lagi menjadi menteri kesayangan SBY.

Permusuhan Ical dan Sri Mulyani berawal dari tidak dikabulkannya permintaan suspensi perdagangan saham PT Bumi Resources, ketika harganya terus turun. Ical memiliki saham mayoritas di BUMI. Kabarnya, gara-gara penolakan Sri Mulyani itu, kekayaan Ical melorot drastis.

Permusuhan Ical dan Sri Mulyani terus memanas. Dalam skandal Century, Partai Golkar, jelas-jelas menyalahkan Sri Mulyani dan Boediono. Ical pun kemudian diganggu persoalan pajak.

Perusahaan Ical disebut-sebut menjadi korban kriminalisasi aparat perpajakan, yang ada di bawah kementerian keuangan pimpinan Sri Mulyani. Sempat muncul kesan, SBY membiarkan persoalan, sampai-sampai Ical tak bisa menahan emosi.

Ical seakan menunjukkan anti-klimaks ketidakharmonisan hubungannya dengan SBY. Tapi kesan itu agak mereda, tatkala SBY menjadi saksi pernikahan putera Ical, April lalu.

Hubungan Ical dan SBY memang putus sambung. SBY (melalui aparatur dan jaringannya) dinilai membantu Ical sehingga berhasil mengalahkan Surya Paloh dalam perebutan kursi Ketua Umum DPP Partai Golkar Oktober 2009.

Tapi sebelum itu SBY tidak lagi merekrut Ical sebagai Menko selepas KIB 2004-2009 berakhir. Banyak pengamat menyimpulkan, Partai Demokrat sedang bersiap-siap mengecilkan Golkar.

Pada hakekatnya SBY dan Ical merasa tidak aman mengarungi politik sampai 2014. SBY sadar dalam politik berlaku rumus, tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Hanya kepentingan yang abadi.

Kepentingan SBY dan Ical sekarang sama. Yaitu bagaimana dua-duanya ’bisa selamat’. Sebisa mungkin bukan hanya sampai 2014 tapi setelah itu. Di 2004, Ical pernah bercita-cita menjadi Presiden. Ia ikut dalam konvensi Golkar bersaing dengan Akbar Tanjung, Wiranto, Surya Paloh dan Prabowo.

Sumber >> http://wagiah.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar