Stigma Negatif Bikin Bonek Makin Anarkis

Apa yang membuat suporter Persebaya yang disebut bonek terkadang begitu anarkis? Tidak lain karena stigma negatif yang dilabelkan masyarakat dan media kepada mereka.

"Salah satu faktor kenapa perilaku bonek itu terkadang di luar kontrol, pertama, mereka sebetulnya hanya menggenapi stigma karena dilabel negatif. Mereka dicap ulahnya begini (anarkis dan brutal) , makin lama justru berusaha diberitakan bonek," ujar sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto.

Semakin dilabel dan diberitakan, para bonek semakin bangga menunjukkan kenekatan dan anarkisnya. "Jangan diberitakan sisi-sisi kenekatannya. Karena itu semacam award untuk mereka. Bonek kan bukan 'bermain' dengan suporter lawan, tapi dengan sesama bonek untuk memperlihatkan 'saya lebih' dibanding bonek yang lain," imbuh Bagong.

Faktor kedua, bonek bisa begitu anarkis karena faktor godaan situasi kerumunan. Massa berkerumun cenderung berpotensi mudah diprovokasi. "Karena yang namanya kerumunan, di mana pun, apalagi seperti bonek, mereka dengan mudah akan terpancing mengembangkan perilaku satu orang memulai yang satu ikut-ikutan," jelas pengajar di Fisip Unair ini.

Untuk itu pendekatan sosial yang diperlukan adalah rekayasa kultur dan rekayasa teknis agar ulah para bonek ini bisa direduksi. Rekayasa kultur tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek. "Kita (masyarakat) termasuk pers berperan besar untuk mengubah stigmanya," imbuh Bagong.

Sedangkan rekayasa teknis diperlukan untuk memecah kerumunan bonek. Polri sebaiknya menggunakan kombinasi cara keras dan lembut untuk menangani bonek dan sebaiknya bekerja sama dengan TNI.


Sumber >> http://wagiah.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar